Nikmati Makanan dan Minuman Manis Favoritmu dengan Cara yang Aman. Ini Aturannya!

Dengan tampilan menarik dan rasa yang begitu nikmat, makanan dan minuman manis seringkali memanjakan lidah dan juga dapat membangkitkan mood. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan tentu saja akan menimbulkan berbagai risiko.

Menurut aturan Kementerian Kesehatan, sebaiknya kita mengonsumsi gula sebanyak 10% dari total energi yang kita butuhkan setiap hari. Dalam angka, hal ini setara dengan 200 kalori. Untuk memudahkan pemahaman, idealnya setiap orang hanya perlu mengonsumsi sekitar 4 sendok makan gula atau sekitar 50 gram gula setiap harinya.



Tak hanya pada sepotong cake atau segelas milkshake, ini dia makanan dan minuman yang bisa menjadi sumber gula untukmu:

  • Yogurt rendah lemak
  • Nasi
  • Aneka saus (Bbq, saus spageti, dll)
  • Jus buah
  • Minuman berenergi
  • Susu cokelat
  • Granola
  • Kopi dengan rasa
  • Eh teh manis
  • Protein bars
  • Sup dengan isian
  • Sereal bar
  • Buah kalengan
  • Kacang kalengan
  • Smoothie
  • Diet soda
  • Roti
  • Selai kacang

Dengan mengonsumsi makanan serta minuman di atas setiap hari tanpa takaran yang tepat, tentu saja dapat meningkatkan berbagai risiko. Berikut ini beberapa jenis risiko yang dapat terjadi jika terlalu banyak mengonsumsi gula, seperti:

Ketagihan

Mengonsumsi gula secara rutin setelah makan siang, misalnya, dapat memberikan rasa nyaman yang membuat otak terbiasa dan menginginkannya terus-menerus seperti ketagihan.

Ketagihan terhadap gula dapat memiliki efek jangka panjang yang merugikan terhadap kesehatan, seperti meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan asupan gula secara moderat dan mencoba mengurangi kebiasaan mengonsumsi gula yang berlebihan agar dapat menjaga keseimbangan gizi dan kesehatan secara keseluruhan.

Memengaruhi mood

Ketika mengonsumsi makanan atau minuman manis yang tinggi gula, terjadi peningkatan sementara gula darah dalam tubuh. Hal ini membuat tubuh melepaskan insulin untuk mengatur gula darah kembali ke level normal. Namun, setelah peningkatan gula darah tersebut, tubuh dapat mengalami penurunan gula darah yang cepat, yang dapat memengaruhi suasana hati.

Ketika gula darah turun secara tiba-tiba, kita mungkin merasa lelah, lesu, atau bahkan mudah marah. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon dan zat kimia di dalam tubuh kita, termasuk pengaruh insulin dan neurotransmitter seperti serotonin. Serotonin merupakan neurotransmitter yang terkait dengan regulasi suasana hati dan emosi. Ketika gula darah turun, kadar serotonin dalam otak kita juga dapat turun, yang dapat memengaruhi mood kita dan membuat kita merasa sedih, cemas, atau mudah marah.

Risiko obesitas dan penyakit lain 

Gula merupakan sumber energi yang tinggi, tetapi memiliki sedikit nilai gizi. Ketika kita mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan, tubuh akan memetabolisme gula tersebut menjadi energi. Namun, jika asupan gula melebihi kebutuhan energi tubuh, kelebihan gula akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan energi.

Ketika pola makan kita terus-menerus mengandung banyak gula, kelebihan energi yang disimpan dalam tubuh akan terus bertambah. Ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan secara bertahap dan dapat berkontribusi pada perkembangan obesitas. Obesitas, pada gilirannya, meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan beberapa jenis kanker.

Pentingnya menjaga keseimbangan asupan gula dalam makanan dan minuman merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan gizi tubuh. Ingatlah untuk selalu memperhatikan takaran dan memilih alternatif makanan yang lebih sehat, sehingga kita dapat menikmati makanan manis dengan bijak tanpa mengorbankan kesehatan jangka panjang.

Privacy Notice

Ikuti media sosial kami